WHO

WHO is the directing and coordinating authority for health within the United Nations system. It is responsible for providing leadership on global health matters, shaping the health research agenda, setting norms and standards, articulating evidence-based policy options, providing technical support to countries and monitoring and assessing health trends.In the 21st century, health is a shared responsibility, involving equitable access to essential care and collective defence against transnational threats. sumber: wikipedia

Sunday, March 15, 2009

Dunia Kesehatan - "Kanker payudara"

"kesehatan masyarakat" kali ini akan membahas mengenai "Kanker payudara". "Kanker payudara" terkenal mesin pembunuh untuk wanita di dunia ini. "Kanker payudara" akan di kupas pada blog "kesehatan masyarakat" ini, mulai dari definisi "Kanker payudara", kemudian Patofisiologi, Gejala Klinis Gejala klinis kanker payudara, faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, Pengobatan "Kanker payudara".

Blog "kesehatan masyarakat" memulai dari apa itu Kanker payudara , Kanker payudara merupakan kanker pada jaringan payudara. Kanker payudara adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Jangan dikira kaum pria terhindar, namun aum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.

Kemudian Blog "kesehatan masyarakat" mengupas tentang Patofisiologi :
1. Transformasi pada Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
1.1 Tahap inisiasi akan terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Di Dalam Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Akan tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.Dan juga bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
1.2 Tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
2. Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
2.1 ada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi , juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :
T (Tumor size), ukuran tumor :

* T 0 : tidak ditemukan tumor primer
* T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
* T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
* T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
* T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

* N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
* N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
* N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
* N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :

* M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
* M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
* M 1 : terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

* Stadium 0 : T0 N0 M0
* Stadium 1 : T1 N0 M0
* Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
* Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
* Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
* Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
* Stadium III C : Tiap T N3 M0
* Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

Blog "kesehatan masyarakat" akan membahas Gejala Klinis Gejala klinis:
Klinis Gejala klinis kanker payudara dapat berupa • benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. • erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. • pendarahan pada puting susu. • Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. • Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut: • terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); • adanya nodul satelit pada kulit payudara; • kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; • terdapat model parasternal; • terdapat nodul supraklavikula; • adanya edema lengan; • adanya metastase jauh; • serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain

Blog "kesehatan masyarakat" mengupas tentang Faktor Resiko Menurut Moningkey dan KodimPenyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. enggunaan hormon Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.
3. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Pengobatan Kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
5.1 Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):
5.1.1Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
5.1.2 otal (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
5.1.3 Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
5.2 Penyinaran/radiasi Yang dimaksud radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
5.3 Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Blog "kesehatan masyarakat" kemudian akan membahas Strategi Pencegahan Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: 1.6.1. Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. 1.6.2. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun. • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%. 1.6.3. Pencegahan Tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Mudah-mudahan informasi yang dikutip dari wikipedia bermanfaat untuk pembaca blog "kesehatan masyarakat"

Saturday, March 7, 2009

Dunia kesehatan - Pelicin Buat Wanita, Saat Berhubungan Intim

Dunia kesehatan - Kali ini blog ecek-ecek ini akan memanjakan waita dengan membuat artikel 'kesehatan wanita'. 'Pelicin Buat Wanita, Saat Berhubungan Intim' itu yang akan kita bahas. Bukan menjadi rahasia lagi kalau kondisi mrs.V / vagina wanita yang "kering" membuatketidak nyamanan saatbersenggama atau berhubungan intim. Oleh Karena Itu dibutuhkan "pelicin" (lubricant) untuk mempermudah penetrasi.

Biasanya, Wanita pada keadaan terangsang, organ intim wanita atau vagina akan mengeluarkan cairan atau bisa disebut 'lubrikasi'. Akan tetapi ada beberapa kondisi yang membuat hal tersebut tidak lancar, contohnya karena faktor infeksi di sekitar vagina, kurang rangsangan, atau juga karena faktor menopause.

Pemakaian lubricant untuk memperlancar hubungan seksual sebenarnya sudah sangat tua, bahkan di kitab Kamasutra pun sudah tercatat. Pemakaian lubricant sangat mudah, tinggal dioleskan di vagina saat akan berhubungan intim. Setelahnya, segera cuci bersih.

Saat ini ada banyak jenis lubricant yang dijual bebas di pasaran, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Berikut di antaranya:

1. Petroleum base
Lubricant dengan bahan dasar petroleum sebenarnya tidak dianjurkan. Lubricant ini cenderung mengiritasi vagina, dapat mengurangi kemampuan sperma membuahi sel telur, hingga amat tidak disarankan penggunaannya pada pasangan yang menginginkan segera terjadinya pembuahan. Setelah menempel di vagina, lubricant dengan bahan dasar ini pun sulit dicuci.

2. Oil base
Lubricant ini berbahan dasar minyak natural, seperti vegetable oil, hingga aman untuk vagina. Walaupun begitu, penggunaan lubricant jenis ini bisa mengurangi kemampuan sperma sehingga tidak disarankan bagi pasangan yang mendambakan kehamilan. Di samping itu, karena bahan dasarnya minyak, lubricant ini pun sulit dicuci setelah menempel di vagina.

3. Water base
Lubricant jenis ini relatif paling aman hingga paling disarankan penggunaannya. Mengapa paling aman? Karena lubricant jenis ini diproses dari air yang diionisasi dan bersifat nontoksik alias tidak beracun, serta tidak menyebabkan alergi maupun mengundang iritasi. Lubricant jenis ini biasanya berasa agak manis dan aman bila tertelan. Bahkan sebagai variasi, ada beberapa merek yang menambahkan flavour, seperti rasa stroberi dan jeruk.

4. Silicon base
Pada dasarnya lubricant berbahan dasar silikon sama dengan lubricant berbahan dasar air. Selain aman dan tidak menyebabkan iritasi, lubricant jenis ini mempunyai kelebihan yakni tahan air/water resistant. Namun lubricant ini harganya relatif lebih mahal, hingga kurang populer.